Jumat, 29 Januari 2010

CARA MENGAJARI ANAK BERMAIN SENDIRI

Tips Cara Mengajari Anak Bermain Sendiri
Pernahkah Anda merasa ingin beristirahat sejenak, melemaskan otot-otot yang sudah kaku dan capek atau ingin mengerjakan sesuatu tanpa harus mengkhawatirkan si kecil yang sedang lincah bermain?Mungkin seharian ini Anda disibukkan dengan si kecil yang ‘merepotkan’ Anda dengan segala tingkah polah atau rentetan pertanyaan si kecil yang tiada kunjung berhenti.
Bagaimanapun, Anda memerlukan waktu sejenak untuk diri sendiri, lepas dari rutinitas mengasuh anak, meski tidak terlalu lama dan hanya beberapa jam saja. Namun begitu, si kecil seringkali susah untuk ditinggalkan. Baru beberapa saat Anda membaca buku, tiba-tiba ia sudah berada di hadapan sambil membawa buku cerita kesayangannya dan meminta Anda untuk membacakannya sambil mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat sedikit kewalahan. Sirnalah sudah keinginan Anda untuk membaca novel yang baru Anda beli kemarin sambil bersantai menikmati suguhan teh hangat.
Anda mungkin berharap si kecil bisa bermain sendiri sebentar tanpa harus ditemani. Sementara si kecil sibuk sendiri Anda pun dapat menjalani kesibukan tersendiri tanpa terganggu. Sebenarnya ada cara untuk membuat si kecil sedikit sibuk selama beberapa jam. Cobalah tips-tips di bawah ini !
1). Buatlah zona bermain si kecil di rumah
Ciptakan suasana kamar bermain yang penuh kreasi sesuai keinginannya. Dia suka berpetualang? Letakkan boneka binatang yang berukuran cukup besar dan beraneka ragam di dalam ruangan bermainnya. Taruh boneka berbentuk pohon- pohonan, berikan meja dan kotak mainannya, lapisi kotak dengan kertas kado motif binatang. Buatlah beberapa macam kotak dengan mainan yang berbeda. Kadangkala isilah dengan set alat gambar, lain waktu isi dengan boneka dinosaurus atau kereta-keretaan,lego, piring kertas dan pernak-pernik lainnya. Berikan satu kotak untuk satu kali sesi bermain, sehingga anak Anda tidak akan bosan karena kotak yang diberikan akan berbeda-beda.
Sebisa mungkin carilah permainan di mana kreativitas sang anak dibutuhkan sehingga selain Anda melatih kreativitas mereka. Anda pun senang mendapatkan waktu bersenang-senang berdua.
2). Latihlah keingintahuannya
Sekali-kali, buatlah kreativitas yang memerlukan mereka berpikir dan mencari pengetahuan. Tanyalah pada mereka bagaimana cara kereta bergerak, mobil berjalan, planet berputar dan bagaimana terjadinya awan. Jika mereka tidak tahu, buatlah menjadi suatu proyek bagi mereka agar mereka mencari tahu dan menceritakannya kepada Anda saat mereka sudah menemukan jawabannya.
Jika anak Anda menyukai kegiatan bangun-membangun, katakanlah pada mereka tolong buatkan sebuah bangunan gedung bertingkat 5 dari lego mereka untuk Anda atau bangunan sekolah yang mereka impikan. Mereka bisa sibuk dan berpikir, sementara Anda bisa menyiapkan makanan atau membersihkan rumah.
Sebelum Anda menyuruh mereka untuk mencari tahu bagaimana mobil bisa berjalan, pastikan Anda mempunyai website yang mudah dimengerti anak-anak sebagai referensi. Katakanlah pada mereka untuk mencaritahu di mana harus mencari atau berikanlah kertas sehingga mereka bisa bercerita menurut versi mereka bagaimana mobil berjalan. Jika mereka salah, Anda bisa menceritakan bagaimana versi benarnya, tentu saja dengan kalimat yang mudah.
Banyak situs yang ditujukan untuk anak-anak sekaligus melatih ia berbahasa Inggris bila ia tak mengerti nantinya. Kunjungi situs seperti naturerocks.org yang bisa menyarankan apa yang harus Anda lakukan untuk membuat si kecil sibuk dengan dilengkapi kira-kira berapa lama yang Anda butuhkan dan disesuaikan dengan usia sang anak.
3). Biarkan rumah berantakan sekali waktu
Sebenarnya tak ada salahnya jika sekali-sekali Anda membiarkan rumah berantakan, dengan cara yang Anda maui tentu saja. Jika Anda mempunyai handuk lama, tirai usang, sendok kayu lama yang sudah tidak terpakai, berikanlah pada si kecil untuk ia gambari dengan lukisan-lukisan hasil karyanya. Biarkanlah mereka berimajinasi untuk membuatnya menjadi terlihat baru dan juga unik. Selain itu, dapat Anda pajang nantinya dan tentu si kecil semakin bersemangat untuk membuat Anda bangga.
4). Mintalah ia membuat cerita
Jika si kecil suka membaca, katakanlah pada mereka untuk membuat komik atau cerita menurut versinya dan bila perlu ada gambarnya. Berikanlah ia secarik kertas dan biarkanlah ia bercerita apa yang terjadi dengan si tokoh utama.
Anda mungkin tidak akan terbayang bahwa ia bisa menjadi sangat kritis dan mempunyai ide-ide unik yang lucu dan dapat diabadikan. Sekali-sekali, bila perlu suruhlah ia yang mendongeng dengan ceritanya nanti malam sebelum tidur. Alangkah bahagianya. Kompas/dr.Intan Airlina Febiliawanti/21/12/09/ diundu dari:Rahmadwidodo’s wblog Tanggal 16 Januari 2010

Kamis, 28 Januari 2010

Pentingnya Pendamping Mengerjakan PR Bagi Anak

Meski menemani, orangtua jangan menyelesaikan PR anak. (SuaraMedia News)

Meski menemani, orangtua jangan menyelesaikan PR anak. (SuaraMedia News)

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang pintar. Namun, ada kalanya anak malas belajar, apalagi mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Padahal PR sangat penting dalam proses belajar.

PR merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru dalam pembelajaran. PR membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan, dan pemahaman tentang apa yang sedang mereka pelajari. Melalui pemberian PR kepada siswa diharapkan proses pencapaian tujuan pembelajaran berjalan dua arah yaitu di sekolah dan di rumah.

Sebenarnya, PR yang diberikan bermanfaat untuk anak agar dapat berlatih mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu tugas. PR akan mematangkan konsep anak atas pelajaran yang sudah diperoleh di sekolah. Itu sebabnya, PR biasanya berupa latihan soal atau prakarya sederhana..

PR juga sangat bermanfaat terutama saat ada waktu sekolah yang terpotong hari libur nasional, studi wisata, maupun kejadian rutin lain di sekolah. Sementara di satu sisi, tuntutan kurikulum terus berjalan. Itu sebabnya, dari sudut pandang seorang guru, mau tak mau harus mengikuti sistem agar kurikulum yang sudah ditetapkan bisa sesuai.

Untuk mencermati efektivitas sebuah PR bagi para siswa ada beberapa hal yang penting diperhatikan. Marzano,R.J & dkk pada 2001 dalam bukunya yang berjudul “Classroom Instruction that Works” menunjukkan bahwa setidaknya ada empat hal penting yang perlu diperhatikan ketika guru memberikan PR kepada siswa.

Pertama, banyaknya pekerjaan rumah sebaiknya berbeda untuk setiap levelnya. Banyaknya PR bagi siswa Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak perlu sebanyak dan seberat dengan PR yang diberikan kepada siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) misalnya.

Kedua, keterlibatan orangtua diusahakan seminimal mungkin. Peran orangtua lebih bersifat fasilitator sejauh itu dibutuhkan anak. Ketiga, tujuan setiap PR harus jelas dan dapat diterjemahkan secara konkret. Marzano mengingatkan, setiap bentuk PR adalah berbeda. Tujuan PR yang berbeda mestinya dicapai dengan bentuk soal dan masalah yang berbeda.Tujuan pemberian PR biasanya meliputi dua hal, yakni bersifat praktis persiapan dan untuk sebuah elaborasi atau persiapan materi baru.

Dan keempat, guru mesti memberikan umpan balik (feedback) atas setiap PR yang diberikan. Dalam riset yang dilakukan Marzano, efektivitas dan efisiensi sebuah PR sangat bergantung pada sejauh mana umpan balik yang diberikan guru tersebut. PR yang tidak pernah mendapatkan umpan balik memiliki ”pengaruh” yang lebih rendah daripada yang senantiasa mendapatkan umpan balik.

Para pendidik di Amerika Serikat masih mendebatkan manfaat dari pemberian PR. Namun, Prof. Harris Cooper dari Duke University seperti dilaporkan The Washington Post, yang pernah mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pencapaian akademis dengan PR, selain membaca, pada murid SD, kini mulai mengubah pola pikirnya. Kali ini Cooper mengatakan hal yang berbeda.

Dia menyatakan, ada bukti-bukti yang menunjukkan pelajar kelas 2 hingga 5 SD lebih baik terhadap tes, saat mereka mengerjakan PR dengan kemampuan dasar yang berkaitan secara langsung dengan tes. Cooper yang juga seorang psikolog dan Direktur Duke’s Program in Education mengatakan, pelajar sekolah menengah sebaiknya tidak menghabiskan lebih dari dua jam setiap malam berkutat dengan buku.

Sementara murid di kelas pertengahan sebaiknya menghentikannya saat sudah belajar selama 90 menit. Rata-rata anak SD mengerjakan PR 15-60 menit. Sementara murid sekolah menengah menyelesaikan PR bisa sampai hitungan jam dalam satu malam.

“Selain bermanfaat bagi anak, PR juga menjadi media perekat antara orangtua dan anak. Setiap akhir minggu, orangtua dapat memanfaatkan PR untuk kembali menjalin tali kasih yang sempat renggang selama seminggu karena kesibukan bekerja,” katanya.

Lalu bagaimana cara orangtua agar anak mau mengerjakan PR dengan nyaman dan mudah? Menurut Psikolog Marie Hartwell Walker, Ed.D, orangtua perlu terus memberi pengawasan. Untuk membantu anak secara efektif, orangtua perlu berkomitmen terhadap proses. Kalau saat masih anak-anak, Anda menjadi pelajar yang berhasil, tak ada salahnya menyalurkan antusiasme yang lama terhadap tugas anak.

Namun, bila Anda mengalami masa sulit di sekolah dan tidak menyukai PR, perlihatkan perubahan perilaku yang Anda alami terhadap anak. Berikan kesempatan kedua pada anak bila dia mengalami hal yang sama.

“Dengan bantuan Anda, anak dapat meraih pengalaman berbeda secara keseluruhan dengan sekolah Anda dulu,” tuturnya.

Lalu, lanjut dia, sediakan waktu tenang. Cobalah menciptakan waktu tersebut setiap hari. Namun, pertimbangkan pula kebutuhan anak. Beberapa anak merasa lebih baik mengerjakan PR begitu tiba di rumah, karena masih bisa mengikuti ritme sekolah. Ada pula yang perlu waktu cukup lama sebeium ia mampu berkonsentrasi pada PR.

“Yang penting adalah mengatur dan mempertahankan waktu rutin itu. Katakanlah, dari pukul 19.00 sampai 20.30 malam menjadi waktu tenang bagi setiap anggota keluarga. Tidak ada siaran televisi, telepon, video games, dan lain-lain,” ujar Marie.

Selain itu, Marie meminta orangtua untuk menjadi panutan. Anak-anak belajar melalui contoh. Selama waktu tenang, orangtua bisa melakukan sesuatu, misalnya menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan di kantor. Salah satunya, menyiapkan bahan presentasi. Kalau anak sedang tidak ada PR, dorong dia untuk membaca buku, baik sendiri maupun bersama-sama.

Orangtua juga harus menemani anak membuat PR. Tak cukup hanya berkoar-koar meminta anak menyelesaikan PR-nya. Anda sebaiknya ada di samping anak saat dia membuat PR.

“Orangtua bisa membantu atau menemani anak saat mengerjakan PR.. Sah-sah saja kalau anak menginginkan Anda melihat PR-nya setiap beberapa menit. Setiap anak ingin bahwa apa yang dia lakukan juga penting bagi orangtuanya,” terangnya.

Meski menemani, dia menegaskan orangtua jangan menyelesaikan semua PR anak. Tidak akan banyak membantu bila orangtua terlalu menolong anak mengerjakan seluruh PR. Guru juga perlu tahu apa yang dikerjakan anak dan apa yang tidak diketahui anak.

Mereka hanya bisa mengetahuinya bila melihat hasil kerja dan mengoreksi saat terjadi kesalahan. Bisa jadi, sebagai orangtua, Anda ingin membantu anak untuk mendapat nilai yang baik.

“Namun, percayalah, membantu anak secara berlebihan tidak akan menolong mereka mempelajari materi tersebut,” imbuh Marie.(okezone.com) www.suaramedia.com . ametblog.posterous.com


Senin, 11 Januari 2010

KEGIATAN PEMBANGUNAN FISIK

Pelaksanaan Kegiatan Pembanguna fisik Alokasi Dana Desa Tahun 2009 di DesaSutawinangun, dilakukan untuk pengaspalan jalan Garuda I RW 05 Saputra
dan pembangunan jalan poros penghubung RW 07, 06 dan 09.

Bapak Ahmad Marzuki (Wakil Ketua LPMD Sutawinangun)
sedang survaey pengurugan jalan terusan


Bapak Kuwu Sutawinangun
sedang memberi arahan pada pekerja


Bapak Kuwu Sutawinangun
sedang mencoba jalan aspal di RW05 yang baru


Sabtu, 09 Januari 2010

NEBUS WETENG

Adat mitung wulan wetengane jaka-lara


Duwe keturunan iku minangka salah sawijine pengarep-arep unggal pasangan rumahtangga. Luwih-luwih pasangan penganten bujang-prawan. Konon, jare penggoroane wong kanda, yen anak pertama iku minangka pralambang becik utawa ala selawaseng jodoh wong rumahtangga. Pantes bae yen rikala jaman semana, pasangan bujang prawan sing nembe arep duwe keturunan, kaya diudag kewajiban njalanaken ritual-ritual kanggo ngilangaken kias, mantak,utawa pemali.
Wis dadi lumrahe yen wong wadon meteng, reka-reka laku lan polae. Sing awit ngidam sing kudu mengkenan mengkenen, kudu ngalungna gunting, yen ana sesawangan sing aneh – aneh kudu eling. Ngucap “amit-amit” lan ngusap-usap wetenge.
Baka umur bakal bocah (janin) ning jero wetengan yen wis ngidek pitung wulan, iku ujare wong tuwa (kuna) kudu dianakaken upacara nebus weteng. Tebus weteng ngemu pertanda sing sapa wonge nembe arep nduweni maujud sing anyar, kudu nebus dikit. Mbari aja nduweni krasa getun sepemburie.
Tebus weteng biasane dianakaken kaya hajatan, ngundang tangga batur lan sedulur-sedulur, ana slametan, lan ana rame-rame. Nanging sejerone acara iku, ana loro acara sing kudu dilakoni dening bakal wongtuwane si jabang sing ning jero wetengan. Bakal emboke jabang rupane sing didadiaken panuju leretan acara adat iku.
Wayah awan sejerone hajatan nebus weteng, disediakaken rujak sing isie campuran pirang-pirang woh-wohan, sing luwih dihususaken yaiku woheng wit kewista. Sebab lamun durung ana campuran kewista iku dianggep rujake durung sampurna, ahire acarae dianggep kurang marem lan adph saking aura metafisis. Pantesan lamun ning daerah sejen, adat semacem kuwen diarani “rujakan” utawa “mitung wulan”. Lantaran dianakaken pas umur si jabang kurang luwih pitung wulan ning jero wetengan.
Teka ning ba’da wayah magrib, slametan dilekasi. Ning gapura arep wis nggletak segluntung klapa sing masi seger. Nyatae klapa dudu sembarng klapa. Tapi klapa sing kulite wis digambari wayang, diselapi duwit recehan lan ditulisi nganggo aksara carakan (ha na ca ra ka ....) uga gambar – gambar sing sejenne. Bubar slametan lan dedonga, wong sing metu luwih awal, langsung ndepak klapa iku, terus langsung dicangking digawa balik
Dina bengie, tasan bubar slametan lan dedonga, sing minangka acara puncak tebus weteng, yaiku bakal mboke bocah dipapah, nganggo tapih sing dikembenaken marani kerombong sing wis disiapaken. Wetengan sing nginjek umur pitung wulan katon njempluk sing kadoan. Manjing ning tempat husus sing digawe bentuke kaya wujude memolo mesjid. Bunder lan pucuk wuwunge lancip. Lawange siji ana ning sebela wetang madep ngulon. Diwera-wera karo hiasan janur lan kertas warna warni. Ning jeroe wis disiapaken jembangan gede (grabah) kebek banyue, pating krembyang kembang werna pitu kambang ning seduwureng banyu.
Dituntun wongtuwa lan mertuwa wadon, bakal emboke si jabang mau diadusi. Gebyarr... gebyur.... sing awit rambut tumekang sikil, diguyur sekujur awak. Gantian, pitung cibuk wongtuwa wadone ngadusi anake, diterusaken mertuwae. Gebyuurr ....
Ora ketinggalan, sedulur-sedulure pada melu ngadusi, sampe-sampe bocah sing lagi meteng mau keatisen, ndregdeg awake, lan biru lambene. Pragat diadusi ning wayah bengi, toli salin lan didandani. Seteruse dikongkon turu lan istirohat.
***
Saking Buku “Gonjing Adat Cemplung Watu” karyane Mang OJI