Rabu, 07 April 2010

RANCANGAN APBDes SUTAWINANGUN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DESA SUTAWINANGUN KECAMATAN KEDAWUNG
KABUPATEN CIREBON
TAHUN ANGGARAN 2010

APB Desa merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Desa serta tugas pokok dan fungsi penyelenggaraannya, sehingga anggaran desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses perencanaan pembangunan desa. Anggaran juga merupakan cermin finansial ekonomi masyarakat serta pilihan masyarakat.

Untuk dapat melaksanakan kewajibannya pemerintah desa perlu melakukan dua hal, yaitu (1) pengumpulan sumber daya dari masyarakat dan dari bantuan-bantuan program yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa secara efesien yang terkumpul dalam komponen Pendapatan, (2) pengalokasian dan penggunaan sumber daya secara responsif, efektif, dan efesien kedalam anggaran yang direfleksikan dalam komponen Belanja.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APB Desa ) Desa Sutawinangun disusun dengan memperhatikan kondisi eksternal dan internal. Alokasi pembiayaan pembangunan dari APB Desa Sutawinangun diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa ( RKPD ) Tahun Anggran 2010.

Kebijakan Pendapatan
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui kas umum desa, yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang dirinci menurut kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan.
Kondisi ekonomi makro nasional sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Desa, terutama pendapatan yang bersumber dari bantuan-bantuan pemerintah, pemerintan propinsi dan pemerintah kabupaten .

Kebijakan Belanja
Berpedoman pada prinsip penganggaran, belanja desa tahun 2010 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Belanja desa tahun 2010 akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama-sama dengan lembaga-lembaga yang ada di desa.
Belanja desa terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan dan dapat diukur dengan capaian prestasi kerja yang ditetapkan. Kelompok belanja langsung ini terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan kegiatan yang dilaksanakan dan sukar diukur dengan capaian prestasi kerja yang ditetapkan. Kelompok yang termasuk belanja tidak langsung adalah belanja pegawai, belanja bantuan bagi organisasi kemasyarakatan, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja tidak terduga.

Kebijakan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja desa dibandingkan dengan pendapatan desa yang diperoleh, dan penggunaanya dapat didanai dari penerimaan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu ( Silpa ), transfer dari dana cadangan, hasil penjualan kekayaan desa, pinjaman desa ; dan apabila diperkirakan surplus maka penggunaanya dapat diarahkan untuk pengeluaran pembiayaan yang mencakup : pembayaran cicilan pokok hutang desa, penyertaan modal (investasi desa), transfer ke rekening dana cadangan.



R A N C A N G A N
PERATURAN DESA SUTAWINANGUN
KECAMATAN KEDAWUNG

NOMOR : 01 TAHUN 2010

T E N T A N G

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
TAHUN ANGGARAN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUWU SUTAWINANGUN

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, prioritas kebijakan pembangunan desa harus dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan dibahas serta disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ;

b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa harus ditetapkan dalam Peraturan Desa ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2010.


Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) ;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ) ;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4142 ) ;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ) ;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 05 Tahun 2005 tentang Teknik Pembentukan Peraturan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2005 Nomor 36 seri D.22 ) ;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kuwu ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 12seri D.5 ) ;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 13 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 13 seri D.6 ) ;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 14 Tahun 2006 tentang Perangkat Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 14 seri D.7 ) ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 15 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 15 seri D.8 ) ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2006 Nomor 16 seri D.9 ) ;

11. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 1 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cirebon Tahun Anggaran 2010 ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2010 Nomor 1 Seri E. 1 ) ;

12. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 2 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cirebon Tahun Anggaran 2010 ( Berita Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2010 Nomor 2 Seri E. 2 ) .


Memperhatikan : Hasil Musyawarah Desa yang dihadiri oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) pada tanggal 22 Januari 2010

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
d a n
KUWU SUTAWINANGUN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2010


P a s a l 1

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2010 adalah sebagai berikut

1. Pendapatan Desa Rp. 141.257.000,-

2. Belanja Desa Rp. 140.257.000,-

- Surplus/Defisit (Jumlah dari Pendapatan Desa
dikurangi Belanja Desa) Rp. 1.000.000,-

3. Pembiayaan Desa

a. Penerimaan Pembiayaan Rp. --

b. Pengeluaran-pengeluaran Rp. 1.000.000,-




~ Pembiayaan Netto ( Jumlah dari Penerimaan
Pembiayaan dikurangi pengeluaran biaya) Rp. 1.000.000,-

~ Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun berkenaan
(Jumlah dari Surplus/defisit ditambah pembiayaan
Netto) Rp. ---


P a s a l 2

1. Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat (1) terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Desa sejumlah Rp. 9.900.000,-
b. Bagi hasil Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Kabupaten Cirebon Rp. 3.500.000,-

c. Bagian dari dana Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah yang diterima Kabupaten sejumlah Rp. 62.607.000,-

d. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Kabupaten sejumlah Rp. 65.250.000,-

e. Hibah dan sumbangan dari pihak Ketiga yang sah
dan tidak mengikat sejumlah Rp. --

2. Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) huruf a tersiri dari :

a. Hasil Usaha Desa (BUMDES) sejumlah Rp. --
b. Hasil Kekayaan Desa sejumlah Rp. 4.900.000,-
c. Swadaya dan Partisipasi sejumlah Rp. --
d. Gotong royong sejumlah Rp. --
e. Lain-lain Pendapatan Desa yang sah sejumlah Rp. 5.000.000,-

3. Bagi hasil Pajak Daerah dan retribusi Kabupaten sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) huruf b terdiri dari :

a. Alokasi Dana Khusus (ADK) sejumlah Rp. 3.500.000,-
b. ……………………………….sejumlah Rp. --
c. ……………………………….sejumlah Rp. --

4. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf e terdiri dari :

a. Alokasi Dana Desa (ADD) sejumlah Rp. 62.607.000,-
b. …………………………… sejumlah Rp. --
c. …………………………….sejumlah Rp. --

5. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) huruf d terdiri dari :

a. Bantuan Pemerintah sejumlah Rp. --
b. Bantuan Pemerintah Propinsi sejumlah Rp. 15.000.000,-
c. Bantuan Pemerintah Kabupaten sejumlah Rp. 50.250.000,-


6. Hibah/Sumbangan dari Pihak Ketiga sebagaimana pada pasal 2 ayat (1) huruf e terdiri dari :

a. Hibah/Sumbangan dalam bentuk uang sejumlah Rp. --
b. …………………………………..……sejumlah Rp. --

7. Lain-lain Pendapatan Desa yang sah dan tidak mengikat sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1 ) huruf f terdiri dari :
a. ………………………………………..sejumlah Rp. --
b. ………………………………………..sejumlah Rp. --


P a s a l 3

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (2) terdiri dari :

a. Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp. 81.350.000,-
b. Belanja Langsung sejumlah Rp. 58.907.000,-

2. Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari :

a. Belanja Aparatur Pemerintah Desa sejumlah Rp. 53.500.000,-
b. Belanja Bantuan bagi Organisasi Kemasyarakatan
sejumlah Rp. 27.850.000,-
c. Belanja Hibah sejumlah Rp. --
d. Belanja Bantuan Sosial/Keagamaan sejumlah Rp. --
e. Belanja Tidak terduga sejumlah Rp. --

3. Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari :

a. Belanja Aparatur Pemerintah Desa sejumlah Rp. --
b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 8.700.000,-
c. Belanja Modal sejumlah Rp. 50.207.000,-


P a s a l 4

1. Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat (3) terdiri dari :

a. Penerimaan Pembiayaan Desa sejumlah Rp. --
b. Pengeluaran Pembiayaan Desa sejumlah Rp. 1.000.000,-

2. Penerimaan Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri dari :

a. Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
sebelumnya sejumlah Rp. --
b. Pencairan Dana Cadangan sejumlah Rp. --
c. Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang dipisahkan
sejumlah Rp. --
d. Penerimaan Pinjaman Desa sejumlah Rp. --
e. Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman sejumlah Rp. --
f. Penerimaan piutang Desa sejumlah Rp. –

3. Pengeluaran Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri dari :

a. Pembentukan Dana Cadangan sejumlah Rp. 1.000.000,-
b. Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah
Desa sejumlah Rp. --
c. Pembayaran Pokok Utang sejumlah Rp. --
d. Pemberian Pinjaman Desa sejumlah Rp. --


P a s a l 5

Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, tercantum pada lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini, yang terdiri dari :

1. Lampiran I Ringkasan Pendapatan dan Belanja Desa
2. Lampiran II Ringkasan Anggran Pendapatan Desa
3. Lampiran III Ringkasan Anggaran Belanja Tidak Langsung Desa
4. Lampiran IV Ringkasan Anggaran Belanja Langsung Desa
5. Lampiran V Ringkasan Anggaran Pembiayaan desa


P a s a l 6

Peraturan Desa ini berlaku mulai pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di : Sutawinangun
Pada tanggal : 23 Januari 2010

KUWU SUTAWINANGUN,





HERI HARYADI

Minggu, 07 Februari 2010

Adat amiwiti jabang ngidek bumi

Mudun Lemah

Mbrojole si jabang ning alam dunya lir kadya nduweni sewu rasa lan rumasa dadi sawiji. Akeh pituduh kang maksude ngarah kanggo keslametan bayi lan mboke. Pirang-pirang penjalukan lan sarat sing kudu dicumponi kanggo nyegah lelara uga memala supaya aja gampang tumeka. Dudu bab kuwen bae, ananging kanggo wong sing wis duwe keturunan iku minangka tandane dadi wongtuwa sing kudu tumindak lan nduweni tutur pengucap tliti lan ngati-ati.

Sing awit nyimpen lan mendhem ari-ari tekang ucule cuplak wudel sing disebute muput, ana tata titie kabeh. Uga miwiti bayi digeyong, mbedong, lan nyukur rambut.

Salah siji kejaden sing disambut lan dirameaken yaiku miwiti si jabang ngidek bumi “napak ning seduwureng siti”, yaiku adat mudun lemah.

Kurang luwih umur si jabang pitung wulan sauwise dilairaken ning alam dunya. Selawase kuwen jabang ningkring bae ning duwuran. Mrangkang ning duwur amben, gempulingan, diembang, dipangku, lan digeyong. Wis wayahe bakal manungsa iku ngidek napak ngenalaken lan ngakuraken urip seduwureng bumi.

Tata adat mudun lemah iku mengkenen ;

Wis disiapaken anda cilik sing akehe pitung undak, ning tsngsn-tsngsn pinggiri dipajang kupat-lepet lan lembar-lembar cilik pange wit weringin. Anda cilik iku diadegaken miring kurang luwih patang puluh drajat. Anda cilik lan undak undakenne dibungkus lawon. Ning ujung(bongkot) isor, dijejer cowet-cowet sing isie cadil ditutupi lembar-lembaran godong waru. Akehe cowet pitung iji utawa luwih, dipadakaken karo jumlah itungan wulan umure si jabang rikala “mudun lemah”

Bocah-bocah cilik pada nyakseni, bari wis siap ngadepi cowet siji-siji. Si jabang didandani. Mudun lemah diawiti, kelawan ucapan “basmalah” lan dedonga. Sing mimpin yaiku sesepuh. Jabang dibopong, terus dimunggah mudunaken keloro sikile napaki ning undak-undakan anda cilik.

Wondene kidung kang den tembangaken dening kyai utawa sesepuh sing ngudunaken, bisa pada karo kidung nandur penganten.

Sun amiwiti muju

Anyebut asmane Allah

Kang murah ning dunya mengko

Kang asih ning akherat

Kang njaga ja kungsi pegat

Ya joganne si jabang

Kang nembe tumapak ing duwur siti

Anggen puji Nabi Muhammad

Gusti ingkang Maha suci

Idenana jabang puniki dumadi

....................

Jleg...jleg...jleg

Plek... plek...plek, jabang bayi diudunaken sing duwur undakan anda tekang isor. Terus dibaleni maning sing undakan duwur, mengisor maning. Sampe telung balen. Tapakan sing paling ahir diterusaken sikile si jabang ditempelaken ning godong waru sing nutupi cowet isi cadil mau. Plek...plek...plek....

Brebet.....! kaya bancakan. Bocah-bocah cilik gage narik cowet seadepane dewek-dewek. Ana sing gage digawa balik, ana uga sing langsung dipangan ning bli adoh sing tempat “mudun lemah”.

Bagen mengkonon, acara durung pragat. Sing pungkasan yaiku milih milik ndadar nasib.

Disediani tampah, isie rupa-rupa. Ana tumpeng cilik, buku potlot, perhiasan kemasan, kembang-kembangan, pari gedengan cilik sing iketane wis diudari, bedak pupur, lan sejen-sejenne.

Si jabang sing wis bisa mrangkang iku ditongkrongaken/didodokaken ning duwure tampah, terus dikurungi (ana uga sing sonder dikurungi). Si jabang dewekan, bagen kongkon niteni siji-siji barang sing ana ning iringanne lan ndelengaken pirang-pirang barang ning sekubenge.

Jukutan (rawudan) barang sing terus dicekel, iku pertanda gambaran milik lan medadiane si jabang mbesuk mengko yen wis dewasa. Gambaran lan perlambang iku dibedaraken ning paragrap-paragrap isor iki .

Lamun si jabang nyekeli pari, tandae mbesuk yen wis gede bakal dadi kaum tani, ora bakal kurang pangan, lan bisa nyumponi kebutuan sonder lelungan adoh ngasab ning jagate wong sejen. Cukup molak-malik sawah gen bisa urip mewah.

Lamun njukute gelang kalung barang kemasan, tandae mbesuk bakal ketunggon dunya. Sugih pekaya lan dadi enggon sesambat utawa jejaluke batur-batur sedulur.

Lamun si jabang njukute buku utawa potlot, perlambang mbesuk yen wis gede bakal sekolae duwur utawa dadi juru tulis lan kerja ning kantoran (waca : peggawe).

Lamun ngrawude kembang, tandae mbesuk bakal dadi wong alim, mantep ilmu agamae, malahan ana angepan yen mbesuk bakal dadi dukun kang manjur lan ilmu luhur Lamun nyekeli bae lawon, tandae mbesuk gede bakal dadi tukang dagang utawa sodagar niaga. Kasabe mana-mana lan biasa lelungan

Lamun njukute bedak pupur utawa alat-alat dandanane wong wadon, mbesuk lamun wis gede bakal dadi wong mlatar sing pegaweane paes/dandan bae. Resik lan gampang sumanding jodo.

Lamun njukute duwit, tandane mengka baka wis gede pinter mekaya gemi nyelengi lan ketunggon dunya.

Lamun njukute tumpeng, tandae mengko yen wis gede bakal ora kangelan lngulati dalane pangan. Ana uga sing nyebut tandae bocah iku doyan memangan alias dobal.

Nah, sekiyen lamun mung diobrak-abrik kabeh langka barang sing dijukut, berarti pertanda mbesuk yen wis gede lan tekang waktune bakal keder milih pegawean, bli temtu kasabe, sering gonta-ganti dalan usahae.

Gambaran saking adat “mudun lemah” lan “milih milik ndadar nasib” iku, sampe kapan bae sing dadi wongtuwane bli bakal klalen apa sing dijukute bengen rikala masi jabang. Bagen anake pirang-pirang gen tetep inget siji-sijine. Bab oli-olie “milih milik ndadar nasib” iku nembe dicritakaken mengko yen si jabang beragan utawa wis angkat-angkat nduweni pegawean.

Lamun si jabang nembe ditongkrongaken ning duwur tampah langsung nangis kewedinen, ahire ora nggawa (nyekel) apa-apa. Wong sing nyakseni pada kecewa. Lantaran tandane mbesuk yen wis gede bakal dadi wong sing wedian bocing, cengeng doyan nangis alias mata yuyu.

Jeh jare ujare wong kanda, biasane pertanda lan siloka iku akeh sing cocok. Padahal temtu bae sekabehane bakal kaleksanan iwal berkahe Pengeran Sing Maha Maringi.

Saking Buku “Gonjing Adat Cemplung Watu”

karyane Mang OJI

Jumat, 29 Januari 2010

CARA MENGAJARI ANAK BERMAIN SENDIRI

Tips Cara Mengajari Anak Bermain Sendiri
Pernahkah Anda merasa ingin beristirahat sejenak, melemaskan otot-otot yang sudah kaku dan capek atau ingin mengerjakan sesuatu tanpa harus mengkhawatirkan si kecil yang sedang lincah bermain?Mungkin seharian ini Anda disibukkan dengan si kecil yang ‘merepotkan’ Anda dengan segala tingkah polah atau rentetan pertanyaan si kecil yang tiada kunjung berhenti.
Bagaimanapun, Anda memerlukan waktu sejenak untuk diri sendiri, lepas dari rutinitas mengasuh anak, meski tidak terlalu lama dan hanya beberapa jam saja. Namun begitu, si kecil seringkali susah untuk ditinggalkan. Baru beberapa saat Anda membaca buku, tiba-tiba ia sudah berada di hadapan sambil membawa buku cerita kesayangannya dan meminta Anda untuk membacakannya sambil mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat sedikit kewalahan. Sirnalah sudah keinginan Anda untuk membaca novel yang baru Anda beli kemarin sambil bersantai menikmati suguhan teh hangat.
Anda mungkin berharap si kecil bisa bermain sendiri sebentar tanpa harus ditemani. Sementara si kecil sibuk sendiri Anda pun dapat menjalani kesibukan tersendiri tanpa terganggu. Sebenarnya ada cara untuk membuat si kecil sedikit sibuk selama beberapa jam. Cobalah tips-tips di bawah ini !
1). Buatlah zona bermain si kecil di rumah
Ciptakan suasana kamar bermain yang penuh kreasi sesuai keinginannya. Dia suka berpetualang? Letakkan boneka binatang yang berukuran cukup besar dan beraneka ragam di dalam ruangan bermainnya. Taruh boneka berbentuk pohon- pohonan, berikan meja dan kotak mainannya, lapisi kotak dengan kertas kado motif binatang. Buatlah beberapa macam kotak dengan mainan yang berbeda. Kadangkala isilah dengan set alat gambar, lain waktu isi dengan boneka dinosaurus atau kereta-keretaan,lego, piring kertas dan pernak-pernik lainnya. Berikan satu kotak untuk satu kali sesi bermain, sehingga anak Anda tidak akan bosan karena kotak yang diberikan akan berbeda-beda.
Sebisa mungkin carilah permainan di mana kreativitas sang anak dibutuhkan sehingga selain Anda melatih kreativitas mereka. Anda pun senang mendapatkan waktu bersenang-senang berdua.
2). Latihlah keingintahuannya
Sekali-kali, buatlah kreativitas yang memerlukan mereka berpikir dan mencari pengetahuan. Tanyalah pada mereka bagaimana cara kereta bergerak, mobil berjalan, planet berputar dan bagaimana terjadinya awan. Jika mereka tidak tahu, buatlah menjadi suatu proyek bagi mereka agar mereka mencari tahu dan menceritakannya kepada Anda saat mereka sudah menemukan jawabannya.
Jika anak Anda menyukai kegiatan bangun-membangun, katakanlah pada mereka tolong buatkan sebuah bangunan gedung bertingkat 5 dari lego mereka untuk Anda atau bangunan sekolah yang mereka impikan. Mereka bisa sibuk dan berpikir, sementara Anda bisa menyiapkan makanan atau membersihkan rumah.
Sebelum Anda menyuruh mereka untuk mencari tahu bagaimana mobil bisa berjalan, pastikan Anda mempunyai website yang mudah dimengerti anak-anak sebagai referensi. Katakanlah pada mereka untuk mencaritahu di mana harus mencari atau berikanlah kertas sehingga mereka bisa bercerita menurut versi mereka bagaimana mobil berjalan. Jika mereka salah, Anda bisa menceritakan bagaimana versi benarnya, tentu saja dengan kalimat yang mudah.
Banyak situs yang ditujukan untuk anak-anak sekaligus melatih ia berbahasa Inggris bila ia tak mengerti nantinya. Kunjungi situs seperti naturerocks.org yang bisa menyarankan apa yang harus Anda lakukan untuk membuat si kecil sibuk dengan dilengkapi kira-kira berapa lama yang Anda butuhkan dan disesuaikan dengan usia sang anak.
3). Biarkan rumah berantakan sekali waktu
Sebenarnya tak ada salahnya jika sekali-sekali Anda membiarkan rumah berantakan, dengan cara yang Anda maui tentu saja. Jika Anda mempunyai handuk lama, tirai usang, sendok kayu lama yang sudah tidak terpakai, berikanlah pada si kecil untuk ia gambari dengan lukisan-lukisan hasil karyanya. Biarkanlah mereka berimajinasi untuk membuatnya menjadi terlihat baru dan juga unik. Selain itu, dapat Anda pajang nantinya dan tentu si kecil semakin bersemangat untuk membuat Anda bangga.
4). Mintalah ia membuat cerita
Jika si kecil suka membaca, katakanlah pada mereka untuk membuat komik atau cerita menurut versinya dan bila perlu ada gambarnya. Berikanlah ia secarik kertas dan biarkanlah ia bercerita apa yang terjadi dengan si tokoh utama.
Anda mungkin tidak akan terbayang bahwa ia bisa menjadi sangat kritis dan mempunyai ide-ide unik yang lucu dan dapat diabadikan. Sekali-sekali, bila perlu suruhlah ia yang mendongeng dengan ceritanya nanti malam sebelum tidur. Alangkah bahagianya. Kompas/dr.Intan Airlina Febiliawanti/21/12/09/ diundu dari:Rahmadwidodo’s wblog Tanggal 16 Januari 2010

Kamis, 28 Januari 2010

Pentingnya Pendamping Mengerjakan PR Bagi Anak

Meski menemani, orangtua jangan menyelesaikan PR anak. (SuaraMedia News)

Meski menemani, orangtua jangan menyelesaikan PR anak. (SuaraMedia News)

Siapa yang tidak ingin memiliki anak yang pintar. Namun, ada kalanya anak malas belajar, apalagi mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Padahal PR sangat penting dalam proses belajar.

PR merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru dalam pembelajaran. PR membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan, dan pemahaman tentang apa yang sedang mereka pelajari. Melalui pemberian PR kepada siswa diharapkan proses pencapaian tujuan pembelajaran berjalan dua arah yaitu di sekolah dan di rumah.

Sebenarnya, PR yang diberikan bermanfaat untuk anak agar dapat berlatih mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu tugas. PR akan mematangkan konsep anak atas pelajaran yang sudah diperoleh di sekolah. Itu sebabnya, PR biasanya berupa latihan soal atau prakarya sederhana..

PR juga sangat bermanfaat terutama saat ada waktu sekolah yang terpotong hari libur nasional, studi wisata, maupun kejadian rutin lain di sekolah. Sementara di satu sisi, tuntutan kurikulum terus berjalan. Itu sebabnya, dari sudut pandang seorang guru, mau tak mau harus mengikuti sistem agar kurikulum yang sudah ditetapkan bisa sesuai.

Untuk mencermati efektivitas sebuah PR bagi para siswa ada beberapa hal yang penting diperhatikan. Marzano,R.J & dkk pada 2001 dalam bukunya yang berjudul “Classroom Instruction that Works” menunjukkan bahwa setidaknya ada empat hal penting yang perlu diperhatikan ketika guru memberikan PR kepada siswa.

Pertama, banyaknya pekerjaan rumah sebaiknya berbeda untuk setiap levelnya. Banyaknya PR bagi siswa Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak perlu sebanyak dan seberat dengan PR yang diberikan kepada siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) misalnya.

Kedua, keterlibatan orangtua diusahakan seminimal mungkin. Peran orangtua lebih bersifat fasilitator sejauh itu dibutuhkan anak. Ketiga, tujuan setiap PR harus jelas dan dapat diterjemahkan secara konkret. Marzano mengingatkan, setiap bentuk PR adalah berbeda. Tujuan PR yang berbeda mestinya dicapai dengan bentuk soal dan masalah yang berbeda.Tujuan pemberian PR biasanya meliputi dua hal, yakni bersifat praktis persiapan dan untuk sebuah elaborasi atau persiapan materi baru.

Dan keempat, guru mesti memberikan umpan balik (feedback) atas setiap PR yang diberikan. Dalam riset yang dilakukan Marzano, efektivitas dan efisiensi sebuah PR sangat bergantung pada sejauh mana umpan balik yang diberikan guru tersebut. PR yang tidak pernah mendapatkan umpan balik memiliki ”pengaruh” yang lebih rendah daripada yang senantiasa mendapatkan umpan balik.

Para pendidik di Amerika Serikat masih mendebatkan manfaat dari pemberian PR. Namun, Prof. Harris Cooper dari Duke University seperti dilaporkan The Washington Post, yang pernah mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pencapaian akademis dengan PR, selain membaca, pada murid SD, kini mulai mengubah pola pikirnya. Kali ini Cooper mengatakan hal yang berbeda.

Dia menyatakan, ada bukti-bukti yang menunjukkan pelajar kelas 2 hingga 5 SD lebih baik terhadap tes, saat mereka mengerjakan PR dengan kemampuan dasar yang berkaitan secara langsung dengan tes. Cooper yang juga seorang psikolog dan Direktur Duke’s Program in Education mengatakan, pelajar sekolah menengah sebaiknya tidak menghabiskan lebih dari dua jam setiap malam berkutat dengan buku.

Sementara murid di kelas pertengahan sebaiknya menghentikannya saat sudah belajar selama 90 menit. Rata-rata anak SD mengerjakan PR 15-60 menit. Sementara murid sekolah menengah menyelesaikan PR bisa sampai hitungan jam dalam satu malam.

“Selain bermanfaat bagi anak, PR juga menjadi media perekat antara orangtua dan anak. Setiap akhir minggu, orangtua dapat memanfaatkan PR untuk kembali menjalin tali kasih yang sempat renggang selama seminggu karena kesibukan bekerja,” katanya.

Lalu bagaimana cara orangtua agar anak mau mengerjakan PR dengan nyaman dan mudah? Menurut Psikolog Marie Hartwell Walker, Ed.D, orangtua perlu terus memberi pengawasan. Untuk membantu anak secara efektif, orangtua perlu berkomitmen terhadap proses. Kalau saat masih anak-anak, Anda menjadi pelajar yang berhasil, tak ada salahnya menyalurkan antusiasme yang lama terhadap tugas anak.

Namun, bila Anda mengalami masa sulit di sekolah dan tidak menyukai PR, perlihatkan perubahan perilaku yang Anda alami terhadap anak. Berikan kesempatan kedua pada anak bila dia mengalami hal yang sama.

“Dengan bantuan Anda, anak dapat meraih pengalaman berbeda secara keseluruhan dengan sekolah Anda dulu,” tuturnya.

Lalu, lanjut dia, sediakan waktu tenang. Cobalah menciptakan waktu tersebut setiap hari. Namun, pertimbangkan pula kebutuhan anak. Beberapa anak merasa lebih baik mengerjakan PR begitu tiba di rumah, karena masih bisa mengikuti ritme sekolah. Ada pula yang perlu waktu cukup lama sebeium ia mampu berkonsentrasi pada PR.

“Yang penting adalah mengatur dan mempertahankan waktu rutin itu. Katakanlah, dari pukul 19.00 sampai 20.30 malam menjadi waktu tenang bagi setiap anggota keluarga. Tidak ada siaran televisi, telepon, video games, dan lain-lain,” ujar Marie.

Selain itu, Marie meminta orangtua untuk menjadi panutan. Anak-anak belajar melalui contoh. Selama waktu tenang, orangtua bisa melakukan sesuatu, misalnya menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan di kantor. Salah satunya, menyiapkan bahan presentasi. Kalau anak sedang tidak ada PR, dorong dia untuk membaca buku, baik sendiri maupun bersama-sama.

Orangtua juga harus menemani anak membuat PR. Tak cukup hanya berkoar-koar meminta anak menyelesaikan PR-nya. Anda sebaiknya ada di samping anak saat dia membuat PR.

“Orangtua bisa membantu atau menemani anak saat mengerjakan PR.. Sah-sah saja kalau anak menginginkan Anda melihat PR-nya setiap beberapa menit. Setiap anak ingin bahwa apa yang dia lakukan juga penting bagi orangtuanya,” terangnya.

Meski menemani, dia menegaskan orangtua jangan menyelesaikan semua PR anak. Tidak akan banyak membantu bila orangtua terlalu menolong anak mengerjakan seluruh PR. Guru juga perlu tahu apa yang dikerjakan anak dan apa yang tidak diketahui anak.

Mereka hanya bisa mengetahuinya bila melihat hasil kerja dan mengoreksi saat terjadi kesalahan. Bisa jadi, sebagai orangtua, Anda ingin membantu anak untuk mendapat nilai yang baik.

“Namun, percayalah, membantu anak secara berlebihan tidak akan menolong mereka mempelajari materi tersebut,” imbuh Marie.(okezone.com) www.suaramedia.com . ametblog.posterous.com


Senin, 11 Januari 2010

KEGIATAN PEMBANGUNAN FISIK

Pelaksanaan Kegiatan Pembanguna fisik Alokasi Dana Desa Tahun 2009 di DesaSutawinangun, dilakukan untuk pengaspalan jalan Garuda I RW 05 Saputra
dan pembangunan jalan poros penghubung RW 07, 06 dan 09.

Bapak Ahmad Marzuki (Wakil Ketua LPMD Sutawinangun)
sedang survaey pengurugan jalan terusan


Bapak Kuwu Sutawinangun
sedang memberi arahan pada pekerja


Bapak Kuwu Sutawinangun
sedang mencoba jalan aspal di RW05 yang baru


Sabtu, 09 Januari 2010

NEBUS WETENG

Adat mitung wulan wetengane jaka-lara


Duwe keturunan iku minangka salah sawijine pengarep-arep unggal pasangan rumahtangga. Luwih-luwih pasangan penganten bujang-prawan. Konon, jare penggoroane wong kanda, yen anak pertama iku minangka pralambang becik utawa ala selawaseng jodoh wong rumahtangga. Pantes bae yen rikala jaman semana, pasangan bujang prawan sing nembe arep duwe keturunan, kaya diudag kewajiban njalanaken ritual-ritual kanggo ngilangaken kias, mantak,utawa pemali.
Wis dadi lumrahe yen wong wadon meteng, reka-reka laku lan polae. Sing awit ngidam sing kudu mengkenan mengkenen, kudu ngalungna gunting, yen ana sesawangan sing aneh – aneh kudu eling. Ngucap “amit-amit” lan ngusap-usap wetenge.
Baka umur bakal bocah (janin) ning jero wetengan yen wis ngidek pitung wulan, iku ujare wong tuwa (kuna) kudu dianakaken upacara nebus weteng. Tebus weteng ngemu pertanda sing sapa wonge nembe arep nduweni maujud sing anyar, kudu nebus dikit. Mbari aja nduweni krasa getun sepemburie.
Tebus weteng biasane dianakaken kaya hajatan, ngundang tangga batur lan sedulur-sedulur, ana slametan, lan ana rame-rame. Nanging sejerone acara iku, ana loro acara sing kudu dilakoni dening bakal wongtuwane si jabang sing ning jero wetengan. Bakal emboke jabang rupane sing didadiaken panuju leretan acara adat iku.
Wayah awan sejerone hajatan nebus weteng, disediakaken rujak sing isie campuran pirang-pirang woh-wohan, sing luwih dihususaken yaiku woheng wit kewista. Sebab lamun durung ana campuran kewista iku dianggep rujake durung sampurna, ahire acarae dianggep kurang marem lan adph saking aura metafisis. Pantesan lamun ning daerah sejen, adat semacem kuwen diarani “rujakan” utawa “mitung wulan”. Lantaran dianakaken pas umur si jabang kurang luwih pitung wulan ning jero wetengan.
Teka ning ba’da wayah magrib, slametan dilekasi. Ning gapura arep wis nggletak segluntung klapa sing masi seger. Nyatae klapa dudu sembarng klapa. Tapi klapa sing kulite wis digambari wayang, diselapi duwit recehan lan ditulisi nganggo aksara carakan (ha na ca ra ka ....) uga gambar – gambar sing sejenne. Bubar slametan lan dedonga, wong sing metu luwih awal, langsung ndepak klapa iku, terus langsung dicangking digawa balik
Dina bengie, tasan bubar slametan lan dedonga, sing minangka acara puncak tebus weteng, yaiku bakal mboke bocah dipapah, nganggo tapih sing dikembenaken marani kerombong sing wis disiapaken. Wetengan sing nginjek umur pitung wulan katon njempluk sing kadoan. Manjing ning tempat husus sing digawe bentuke kaya wujude memolo mesjid. Bunder lan pucuk wuwunge lancip. Lawange siji ana ning sebela wetang madep ngulon. Diwera-wera karo hiasan janur lan kertas warna warni. Ning jeroe wis disiapaken jembangan gede (grabah) kebek banyue, pating krembyang kembang werna pitu kambang ning seduwureng banyu.
Dituntun wongtuwa lan mertuwa wadon, bakal emboke si jabang mau diadusi. Gebyarr... gebyur.... sing awit rambut tumekang sikil, diguyur sekujur awak. Gantian, pitung cibuk wongtuwa wadone ngadusi anake, diterusaken mertuwae. Gebyuurr ....
Ora ketinggalan, sedulur-sedulure pada melu ngadusi, sampe-sampe bocah sing lagi meteng mau keatisen, ndregdeg awake, lan biru lambene. Pragat diadusi ning wayah bengi, toli salin lan didandani. Seteruse dikongkon turu lan istirohat.
***
Saking Buku “Gonjing Adat Cemplung Watu” karyane Mang OJI